Berikut adalah parameter yang dipakai untuk menilai keberuntungan sebuah tim:
- Gol yang harusnya dianulir.
- Gol yang dianulir tapi harusnya sah.
- Penalti yang harusnya tak diberikan.
- Penalti yang harusnya diberikan, tetapi tidak diberikan.
- Kartu merah yang seharusnya tidak diberikan.
- Kartu merah yang harusnya diberikan tetapi luput dari pengawasan wasit.
- Gol yang dicetak setelah injury time harusnya habis.
- Gol yang terjadi karena berbelok arah setelah benturan tak disengaja.
Setelah ada insiden yang teridentifikasi, hasil akhir pertandingan akan berubah. Selain dengan insiden yang terjadi, hasil alternatif ini diprediksi menggunakan faktor-faktor seperti kekuatan tim, performa dalam beberapa pertandingan terakhir, serta faktor tuan rumah.
Contoh yang dipakai adalah laga antara Liverpool melawan Manchester United di Anfield pada 14 Oktober 2017 yang berakhir dengan skor 0-0. Dalam laga itu, Liverpool harusnya mendapatkan penalti pada menit ke-63. Dalam simulasi, Liverpool harusnya bisa menang 1-0.
Liverpool Paling Sial
Permainan Liverpool yang eye catching, terutama di lini depan, ternyata tidak dibarengi dengan keberuntungan. Menurut studi ini, Liverpool harusnya bisa mendapatkan 12 poin lebih banyak dari yang mereka dapat di Premier League (75 poin). Ada 14 insiden yang di-review dan Liverpool harusnya bisa finis di peringkat dua klasemen akhir dengan 87 poin.
Salah satu pertandingan paling menentukan adalah laga melawan Tottenham di Anfield yang berakhir 2-2. Spurs mendapatkan dua penalti aneh (diving Harry Kane dan keputusan kontroversial asisten wasit yang memberikan penalti di injury time). Liverpool harusnya bisa meriah tiga poin penuh dalam pertandingan itu.
Man United Paling Beruntung
Namun dalam studi ini, Man United ternyata terbukti sebagai klub yang paling beruntung. Dari 16 insiden yang dianalisis, poin Man United ditengarai harus berkurang enam poin. Jika itu terjadi, mereka harusnya finis di posisi empat, bukan posisi dua.
Salah satu contoh pertandingan yang mencerminkan keberuntungan United adalah saat mereka menjamu Brighton pada November 2017. Kala itu United menang 1-0 lewat gol bunuh diri Lewis Dunk. Setelah United mendapatkan sepak pojok kontroversial, Ashley Young menguasai bola di luar kotak penalti. Tembakan Young membentur Dunk dan masuk ke gawang Brighton, menjadi gol kemenangan tuan rumah.
Stoke Harusnya Tak Terdegradasi
Stoke City terdegradasi dari Premier League karena cuma mengumpulkan 33 poin saja. Tapi dalam studi ini, mereka harusnya bisa mendapatkan empat poin lebih banyak dari insiden-insiden sepanjang musim. Seandainya hal itu terjadi, Stoke harusnya bisa bertahan di premier League. Poin mereka memang sama dengan Huddersfield (37 poin), tapi Stoke unggul selisih gol.
Stoke harusnya bisa meraih hasil imbang1-1 melawan Crystal Palace pada 5 Mei (Stoke kalah 1-2). Mereka juga harusnya menang 1-0 saat berhadapan dengan leicester, tapi harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Brighton Rugi Besar
Kinerja apik Brighton di akhir-akhir musim membuat mereka bisa finis nyaman di peringkat 15 klasemen akhir. Tapi Brighton harusnya bisa finis enam peringkat lebih tinggi, di posisi 9.
Sekilas memang terlihat sepele, posisi 15 dan 9 sama-sama aman dari degradasi dan tak memberikan hadiah lolos ke Eropa. Tapi bagi klub kecil sekelas Brighton, kenaikan itu bisa berdampak besar.
Setiap klub di Premeir League mendapatkan hampir dua juta euro untuk setiap posisi yang lebih tinggi di klasemen akhir. Artinya, Brighton harusnya mendapatkan dana tambahan 12 juta euro atas prestasi mereka. Meski terlihat kecil untuk ukuran Inggris, tapi bagi Brighton, dana itu bisa memberikan bantuan besar bagi mereka untuk mengarungi musim ini.